Review : Measurement of enterprise architecture readiness within organization


Untuk mengelola perubahan organisasi, manajer membutuhkan informasi akurat mengenai situasi organisasi saat ini, bisi kedepan dan juga program yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mengakomodir hal – hal tersebut maka dapat digunakan arsitektur enterprise. Tujuan dari dibuatnya arsitektur enterprise adalah sebagai berikut :

  1. Penyelarasan antara kegiatan operasional dan IT organisasi.
  2. Mengelola perubahan organisasi.
  3. Mengganti system yang diragukan.
  4. Merencanakan, mempromosikan dan ekspansi dari system informasi.
  5. Membuat bahasa organisasi yang umum.

Namun dalam melakukan implementasi arsitektur enterprise membutuhkan keterlibatan dari banyak dimensi organisasi. Kegagalan implementasi arsitektur dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan di dalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi factor kunci yang berhubungan dengan evaluasi kesiapan implementasi arsitektur enterprise di dalam perusahaan.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan terlebih dahulu studi literature terkait fakotr kunci di dalam implementasi arsitektur enterprise yang didapat dari elemen efektif, kebutuhan implementasi arsitektur enterprise dan kunci sukses dalam eksekusi implementasi. Setelah mengatahui factor – faktor kunci maka langkahs elanjutnya adalah dengan membuat model penelitian yang akan digunakan sebagai alat ukur kesiapan implementasi.

No. Faktor yang menyebabkan kesuksesan arsitektur enterprise.
1 Model governance yang tepat
2 Manajemen perubahan organisasi
3 Struktur tim perancang arsitektur

 

No. Critical success factor efektivitas arsitektur enterprise
1 Kultur, politik, kepemimpinan
2 Keterkaitan Bisnis
3 Keterlibatan manajer senior
4 Ketersediaan resource  arsitektur enterprise

 

No. Rintangan dalam eksekusi perencanaan arsitektur enterprise
1 Kekurangan dalam identifikasi, pengetahuan dan penerimaan dari manajemen puncak
2 Manajemen puncak tidak mendukung
3 Ketidakmampuan dalam mengumpulkan sumber daya untuk merencanakan arstiektur enterprise
4 Ketidakcocokan budaya organisasi
5 Perbedaan tugas dalam merencanakan arsitektur enterprise
6 Ketidakmampuan manajer untuk merencanakan arsitektur enterprise
7 Kurangnya pelatihan mengenai perencanaan arsitektur enterprise
8 Penggunaan tools yang tidak tepat
9 Kurangnya garansi pengembalian investasi arsitektur enterprise
10 Perbandingan pengeluaran dengan keuntungan dari perencanaan
11 Kurangnya kerjasama dan pengenalan kepada pengguna

 

No. Success factor perencanaan arsitektur enterprise
1 Persetujuan dan bantuan dari manajemen puncak
2 Kerjasama dan partisipasi dari manajer dan pengguna
3 Mempunyai desain pekerjaan dari manajemen proyek
4 Membuat keseimbangan antara tujua, skala pekerjaan dan persetujuan mengenai wawktu yang dibutuhkan dan sumber daya yag digunakan
5 Menggunakan konsultan yang berpengalaman
6 Menggunakan tools yang tepat
7 Kemampuan untuk sepakat di dalam perbedaan kultur
8 Memberikan hasil kepada organisasi

Model penelitian di dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu dimensid ari critical success factor dan dimensi untuk melakukan penilaian kesiapan. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini terdirid ari akademisi, tenaga ahlis, pusat kajian dan perusahaan swasta yang menggunakan arsitektur enterprise, total smapel yang digunakan adalah sebanyak 50 sampel. Uji reliabilitas dilakukan oleh 15 ahli dan untuk stabiltias alat ukur digunakan alpha cronbach.

Untuk mengidentifikasi level kesiapan arsitektur enterprise secara keseluruhan maka digunakan hasil total perkalian antara faktor dengan bobot faktor. Jika hasil total penjumlahan faktor tersebut lebih antara 3-5 maka organisasi mempunyai kesiapan di dalam arsitektur enterprise dan fokus pada mempertahankan faktor-faktor yang ada di level tersebut. Jika hasilpenjumlahan faktor kurang dari 3 maka harus dilakukan investigasi lebih lanjut dari tiap indicator faktor tersebut. Jika nilai indicator lebihd ari 3 maka tidak perlu dilakukan perubahan, namun jika kurang dari tiga maka harus dilakukan perubahan sesuai dengan prioritas indikator.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat ukur kesiapan implementasi arstiektur enterprise di dalam organsiasi dilihat dari faktor –faktor yang mempengaruhi implementasi yang diturunkan dari faktor yang mempengaruhi kesuksesan, kegagalan dan critical success factor dari arsitektur enterprise. Alat ukur yang dirancang di dalam penelitian ini dapat mengukur kesiapan, namun tidak dapat diapstikan apakah alat ukur ini dapat digunakan untuk kasus perusahaan lain, di dalam penelitian ini objek yang dijadikan bahan penelitian adalah organisasi non-profit, diperlukan penelitian lebih lanjut apakah alat ukur yang dirancang dapat mengukur kesiapan jika digunakan di perusahaan laina taupun bidang lain dikarenakan cakupan organsiasi sangat luas. Di dalam penelitian ini uji reliabilitas dan validitas model dilakukan dengan menggunakan face validity dan tesalpha cronbach, sebaiknya untuk melakukan uji reliabilitas dan validitas digunakan multi group structural equation modelling dikarenakan tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merancang alat ukur yang dapat digunakan di berbagai organisasi. Di dalam penelitian ini tidak dijelaskan implikasi manajerial secara rinci apabila alat ukur ini tidak digunakan, sehingga apabila hasil dari penelitian ini diabaikan dan ada organisasi yang menggunakan arsitektur enterprise walaupun ketika dilakukan uji kesiapan organisasi tersebut belum siap maka tidak dapat dilakukan penarikan kesimpulan yang jelas.


Leave a Reply