Review : A Taxonomy of Enterprise Architecture Framework for Indonesian SMEs


Nama Peneliti :

Ambar Yoganingrum, Dana Indra Sensuse, Aniati Murni

Judul Penelitian :

A Taxonomy of Enterprise Architecture Framework for Indonesian SMEs

Jurnal :

International Journal of Computer Science Issues, Vol. 10 Issue 2 No. 2, March 2013

Small and Medium Enterprise (SME) atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan usaha mikro, kecil dan menegah  (UMKM) merupakan kunci utama dalam penyedia lapangan pekerjaan untuk sector rumah tangga yang mempunyai pendapatan rendah. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran SME / UMKM menjadikan usaha tersebut menjadi sector yang menjanjikan bagi pendapatan Negara dan sebagai daya saing Negara Indonesia dengan Negara lain. Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) secara tidak langsung berdampak pada kegiatan usaha, termasuk usaha yang tergolong ke dalam SME. Keberadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang didukung dengan bantuan pemerintah diharapkan dapat membantu memperkuat sector SME agar dapat bersaing secara global, namun pada kenyataannya adopsi teknologi oleh SME masih tergolong rendah, permasalahan mengenai rendahnya tingkat adopsi dan pemanfaat IT merupakan permasalahan yang dapat diselesaikan di dalam level enterprise melalui arsitektur yang dirancang untuk enterprise sehingga dibutuhkan penelitian terkait perancangan arsitektur enterprise yang sesuai dengan karakteristik SME yang unik. Konsep dari arsitektur enterprise digunakan di level enterprise berskala besar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi, khususnya di era Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti saat ini agar dapat bersaing, termasuk bagi SME. Penelitian ini bertujuan untuk membuat taksonomi dari arsitektur enterprise untuk SME di Indonesia. Taksonomi yang dibuat berdasarkan konsep utama yang ada di dalam arsitektur enterprise, seperti stakeholder, principle, elements dan model.

Arsitektur enterprise merupakan rancangan berbentuk arsitektur yang dikembangkan dan dibuat oleh suatu organisasi ataupun perusahaan yang bertujuan sebagai instrument dan peta kendali bagi manajemen atau pihak yang terkait untuk menselaraskan visi dan misi perusahaan dengan strategi perusahaan dibantu dengan pemberdayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Perusahaan yang ingin menerapkan arstitektur enterprise dapat memiliki dua opsi, diantaranya adalah dengan membangun arsitetkur baru yang spesifik untuk perusahaan tersebut dimulai dari awal (from scratch) atau dengan mengembangkan arsitektur yang sudah ada dan dijadikan sebagai model referensi. Dari penelitian terkait arsitektur enterprise diketahui bahwa banyak perusahaan yang menggunakan model arsitektur yang telah ada sebagai referensid alam mengembnagkan arsitektur enterprise dari perusahaan. Konsep utama dari arsitektur enterprise secara garis besar adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Key Concept arsitektur enterprise

No. Key Concept Penjelasan
1 Stakeholder Merupakan pemilik kepentingan dari sebuah sistem yang berjalan di sebuah perusahaan, bsia berupa indvidu, tim ataupun sebuah organisasi
2 Principles Merupakan fondasi awal dari sebuah perusahaan, bsia berupa visi misi perusahaan dan hal-hal lain berupa nilai yang dianggap penting di dalam sebuah perusahaan yang melandasi kegiatan perusahaan secara menyeluruh.
3 Elements Merupakan kumpulan dari unsur-unsur pembentuk sebuah sistem di dalam sebuah perusahaan. Framework yang telah ada saat ini biasanya terdiri dari domain :1.      Business Architecture

2.      Information Architecture

3.      Application system architecture

4.      Technology architecture

4 Model Merupakan gambaran mengenai sistem nyata berupa abstraksi yang tediri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain.

Di dalam penelitian ini arsitektur enterprise yang dibuat merupakan taksonomi berbentuk framework yang nantinya digunakan sebagai model standar untuk membuat perancangan arsitektur enterprise. Di dalam penelitian ini digunakan desk reference sebagai model referensi dalam pembuatan framework. Keuntungan penggunaan arsitektur enterprise untuk perusahaan, termasuk SME adalah sebagai instrument untuk melakukan perbaikan adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi, pengembangan bisnis, penyelarasan IT untuk mengakodomasi kepentingan stakeholder. Pada penelitian ini, framework arsitektur enterprise yang dibuat merupakan hasil studi literature dari penelitian – penelitian yang terkait dengan arsitektur enterprise dan small and medium enterprise.

Langkah-langkah yang dilakukan di dalam penelitian ini dijelaskan menjadi tiga tahapan besar :

1. Analisis Penelitian

Di dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa SME mempunyai karakteristik unik yang membatasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan, diantaranya adalah :

  • Manpower

Kebanyakan SME di Indonesia merupakan self worker atau wiraswasta dimana pemilik usaha mengatur semua aspek usaha mulai dari purchasing, production sampai pemasaran dari produka tau jasa yang dijual dan rata-rata pemilik usaha tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aspek-aspek usaha yang dapat mendukung usaha yang dilakukan menjadi lebih baik dan kompetitif.

  • Production and Technology

SME di Indonesia mengadopsi proses produksi yang simple dikarenakan ketersediaan alat sehingga SME di Indonesia memiliki keterbatasan di dalam hal inovasi produk.

  • Marketing

Kesulitan utama di dalam pemasaran bagi SME di Indonesia adalah sulitnya untuk memperluas pasar.

  • Information and ICT

Beberapa kluster industri di Indoensia belum mengetahui kegunaan akses informasi dan penggunaan TIK di dalam perusahaan dikarenakan adanya ketakuran di dalam penggunaan teknologi baru.

  • Organization

SME di Indonesia merupakan self employed sehingga manajmen dan organsiasi perusahaan sangat simple.

  • Networking

Jaringan yang dibangun oleh SME di Indonesia sudah cukup baik dengan melibatkan pemerintah, institusi pendidikan, bank dan lain sebagainya namun kesulitan utama terletak pada integarasi semua pemilik kepentingan tersebut ke dalam strategi perusahaan.

  • Financial

Dana untuk pengembangan bisnis menjadi batasan utama bagi SME di Indonesia dikarenakan bank sebagai pemilik kepentingan belum melihat adanya potensi yang besar bagi usaha SME.

  • Socio-culture

Permasalahan social budaya menjadi batasan did alam usaha SME di Indonesia termasuk adopsi teknologi yang sulit.

  • Policy

Kebijakan dari pemerintah terkait regulasi emgnenai SME di Indonesia dinilai masih sulit dan tidak menguntungkan pihak SME seperti msialnya adalah prosedur maupun birokrasi dari pemerintah yang berbelit-belit.

Dengan karakteristik SME khususnya di Indonesia yang unik, maka permasalahan mengenai rendahnya tingkat adopsi dan pemanfaat IT bagi SME merupakan permasalahan yang dapat diselesaikan di dalam level enterprise dengan melibatkan pemilik kepentingan yang berbeda dengan diatur oleh pemerintah. Diperlukan arsitektur yang mengatur semua kegiatan yang berlangsung bagi SMEbaik itu dari segi kebijakan, prosedur ataupun pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar diharapkan terciptanya lingkungan yang kompetitif dan saling mendukung bagi SME di Indonesia.

2. Sintesa Penelitian

Setelah diketahui permasalahan yang ada, tools dan juga metode yang digunakan maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan sintesa dari penelitian – penelitian yang terkait dengan perancangan framework taksonomi arsitektur enterprise untuk SME di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi literature untuk mendapatkan rancangan awal framework arsitektur enterprise. Hasil dari sintesa yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah berupa konsep-konsep penting dalam merancang arsitektur enterprise untuk SME di Indonesia.

  • Stakeholder

Pemilik kepentingan untuk mengembangkan SME di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 2.  Stakeholder bagi SME di Indonesia

No. Stakeholder Deskripsi
1 Pemerintah Sebagai penyedia pelatihan, pengembangan dan regulasi
2 Organisasi Non Pemerintah Sebagai pembantu di dalam pengumpulan dana
3 Perusahaan lain Menyediakan jaringan dan pasar bagi SME
4 Bank dan institusi lain Sebagai pembantu di dalam finansial bagi SME
5 Agensi Internasional Sebagai pembantu di dalam finansial bagi SME melalui organisasi non pemerintah
  • Principles

Rancangan arsitektur enterprise yang dibuat untuk SME di Indonesia harus  mengakodomasi semua kebutuhan pemilik kepentingan dan sejalan dengan keinginan pemilik kepentingan. Untuk memenuhi kebutuhan dari pemilik kepentingan maka dibutuhkan transformasi bagi SME.\ yang dituangkan ke dalam principle.

  • Elements

Business Elements

Beberapa pemilik kepentingan menyediakan bantuan berupa teknologi produksi, perancangan produk dan lain-lain bagi SME, maka dari itu pandangan terhadap bisnis penting dia rstiektur enterprise.

Information Elements

Keuntungan dari elemen ini di dalam arsitektur enterprise adalah sebagai penyedia informasi yang relevan untuk membantu mengatasi permasalahan bisnis.

IT Elements

Elemen ini dapat membantu membuat perencanaan IT yang efektif bagi perusahaan.

Architectural Process and Maturity

Architectural maturity dinilai penting untuk ada di dalam framework dikarenakan elemen ini digunakan sebagai pengendali sejauh mana arsitektur telah dirancang.

Architectural Result And Maintenance

Architectural result digunakans ebagai pedoman untuk melakukan evaluasi sejauh mana arsitektur diimpelmentasikan.

Hasil dari sintesa penelitian sleanjutnya digunakan untuk membuat model arsitektur enterprise  di dalam penelitian ini.

  • Desain Penelitian

Desain dari penelitian ini adalah sebuah framework yang digunakan untuk arsitektur enterprise yang secara spesifik diperuntukan bagi SME di Indonesia.

000

Gambar 1. Model framework arsitektur enterprise untuk SME

Framework yang dirancang berisikan tiga elemen penting di dalam arsitektur enterprise, yaitu elemen bisnis, informasi dan IT. Elemen dari model ayng dibuat sama dengan model arsitektur enterprise yang dibuat oleh Gartner, tetapi pebedaan yang signifikan antara model yang dirancang dengan model yang dibuat oleh Gartner adalah bahwa di dalam model yang dirancang di dalam penelitian ini, pemilik kepentingan di dalam arsitektur sangat berbeda dan disesuiakan dengan karakteristik SME di Indonesia.

Kelemahan yang terdapat di dalam penelitian ini adalah terletak di penyajian hasil dari model yang dikembangkan dirasa kurang rinci, hal ini dikarenakan di dalam penelitian ini tidak disinggung dan dijelaskan secara rinci mengenai model referensi awal yang digunakan di dalam mengembangkan model dan atas alasan apa model yang dirancang dikelompokan menjadi tiga elemen besar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat framework arsitektur enterprise untuk SME di Indonesia dengan berbasiskan tiga elemen penting, yaitu elemen bisnis, informasi dan IT.

Penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya dari peneilitian ini adalah melakukan validasi model yang dikembangkan untuk mengetahui apakah hasil pengembangan model dari studi literatur yang dibuat sesuai ketika diterapkan di perusahaan, penelitian lain yang dapat dilakukan dari penelitian ini adalah mengambangkan kembali framework yang telah dibuat di dalam suatu studi kasus di salah satu SME di Indonesia.


Leave a Reply